Adab ke kamar kecil

Assalamu’alikum warohmatullohi wabarokatuh

teman teman yang dirahmati Alloh kembali saya lampirkan kutipan yang sangat berharga meski simpel , disebabkan amalanan satu ini jika kita lupa dalam melakukannya padahal ini sangat baik buat kesehatan dan amalan kita semua, silahkan disimak dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya, aamiin.

Pertama kali mengenal SAP

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Dear teman teman assalau’alaikum salam sejahtera buat kita semua

Disini saya coba berbagi pengalaman dengan teman yang baru dan ingin mengenal sap dan mempelajari lebih jauh, pertama kali perusahaan saya akan migrasi sistim ERP (Enterprise Resource Planning) lama (IFS) ke sistim baru (SAP) kami merasa sangat khawatir karena sudah merasa nyaman dan terbiasa dengan sitim lama dan berada pada zona nyaman tersebut jujur saja awal awalnya kami merasa keberatan karena merasa akan terbebani dengan sistim baru ini, apalagi pada awal awal perkenalan sistim ini oleh para kansultan SAP suka di beri istilah SAP (Setan Saja Pusing) karena dengan berbagai macam fitur dan tampilan yang kurang user friendly.

Seiring berjalan kurang lebih setelah 2 tahun menggunakan sap dan mulai terbiasa dengan sistim baru ini, mulai timbul rasa suka karena semakin sering menggunakan sap baru terasa bahwa interaksi antar departemen semakin terjalin karena modul modul yang ada di SAP saling terhubung, jadi kalau ada masalah di bagian sales (SD Modul salah input data) maka akan link ke bagian PPIC (PP modul) Produksi (PP Modul) dan Accounting (FI/CO Modul) dan itu luar biasa asik..

Kembali lagi ke pengalaman pribadi, saya baru bisa merasakan manfaat dari SAP dan bisa memahami proses yang terjadi didalamnya (sesuai dengan bisni proses yang dijalankan di perusahaan) itu setelah 2 tahun bertransaksi dan berinteraksi, sistim sap itu jika kami user melakukan suatu kesalahan transaksi ,maka sistim akan memberikan pop up selain kesalahan maka solusi apa yang mesti dilakukan informasi itu ada tinggal kita harus jeli karena biasanya pop up nya dalam bahasa inggris

Jadi bagi yang ingin berkecimpung dengan SAP berikut ini saran saran yang mungkin bisa membantu teman bisa memahami dan mempelajari SAP lebih cepat daripada saya..

  1. Kenali SAP karena ada pepatah tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, kalau sudah suka maka akan sangat mudah dan terasa ringan dalam mempelajarinya
  2. Disarankan belajar bahasa ingris karena modul sap saat ini dalam bahasa inggris dan buku tentang modul sap rata rata dalam bahasa inggris
  3. Tentukan diawal role model yang ingin dipelajari apakah mau sebagai programming (Abaper) , sebagai teknikal admin (Basis) atau sebagai Bisnis Proses (Fungsional Modul), fokus pada role tersebut
  4. Sering bertanya kepada para seniornya kalau sudah bekerja di perusahan yang menggunakan SAP, bagi yang belum bekerja bisa mencari blog blog yang membahas sap atau mencari seputar SAP di situs resmi SAP forum
  5. Cari perusahan yang sudah menggunakan SAP dan bekerja didalamnya (yang ini yang agak sulit meski tidak mustahil) karena selain skill ada takdir nasib yang menentukan
  6. jangan patah semangat …, ingat filosopi bayi dalam belajar berdiri dan berjalan berapa kali terjatuh dia bangkit lagi
  7. dukungan keluarga
  8. do’a (seharusnya ini yang no 1)

Semoga bermanfaat…

 

Dahsyatnya sakaratul maut

Assalamualaikum

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Bismilah

Allah subhanahu wata’ala dengan sifat rahmah-Nya yang sempurna, senantiasa memberikan berbagai peringatan dan pelajaran, agar para hamba-Nya yang berbuat kemaksiatan dan kezhaliman bersegera meninggalkannya dan kembali ke jalan Allah subhanahu wata’ala.

Sementara hamba-hamba Allah subhanahu wata’ala yang beriman akan bertambah sempurna keimanannya dengan peringatan dan pelajaran tersebut.

Namun, berbagai peringatan dan pelajaran, baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar’iyah tadi tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang beriman.

Allah subhanahu wata’ala berfiman (yang artinya):

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)

Di antara sekian banyak peringatan dan pelajaran, yang paling berharga adalah tatkala seorang hamba dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan sakaratul maut yang menimpa saudaranya. Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ

“Tidaklah berita itu seperti melihat langsung.” (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umarradhiyallahu ‘anhu. Lihat Ash-Shahihah no. 135)

Tatkala ajal seorang hamba telah sampai pada waktu yang telah Allah subhanahu wata’ala tentukan, dengan sebab yang Allah subhanahu wata’ala takdirkan, pasti dia akan merasakan dahsyat, ngeri, dan sakit yang luar biasa karena sakaratul maut, kecuali para hamba-Nya yang Allah subhanahu wata’ala istimewakan. Mereka tidak akan merasakan sakaratul maut kecuali sangat ringan. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (Qaf: 19)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ إِلَهَ إِلاَ اللهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Sesungguhnya kematian ada masa sekaratnya.” (HR. Al-Bukhari)

Allah subhanahu wata’ala dengan rahmah-Nya telah memberitahukan sebagian gambaran sakaratul maut yang akan dirasakan setiap orang, sebagaimana diadakan firman-Nya (yang artinya):

“Maka mengapa ketika nyawa sampai di tenggorokan, padahal kamu ketika itu melihat, sedangkan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah )? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Al-Waqi’ah: 83-87)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya), ‘Maka ketika nyawa sampai di tenggorokan.’ Hal itu terjadi tatkala sudah dekat waktu dicabutnya.

‘Padahal kamu ketika itu melihat’, dan menyaksikan apa yang ia rasakan karena sakaratul maut itu.

‘Sedangkan Kami (para malaikat) lebih dekat terhadapnya (orang yang akan meninggal tersebut) daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat mereka (para malaikat).’ Maka Allah subhanahu wata’ala menyatakan: Bila kalian tidak menginginkannya, mengapa kalian tidak mengembalikan ruh itu tatkala sudah sampai di tenggorokan dan menempatkannya (kembali) di dalam jasadnya?” (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 4/99-100)

Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke tenggorokan, dan dikatakan (kepadanya): ‘Siapakah yang dapat menyembuhkan?’, dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Rabbmu lah pada hari itu kamu dihalau.” (Al-Qiyamah: 26-30)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini adalah berita dari Allah subhanahu wata’ala tentang keadaan orang yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa kengerian serta rasa sakit yang dahsyat (mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala meneguhkan kita dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimat tauhid di dunia dan akhirat). Allah subhanahu wata’ala mengabarkan bahwasanya ruh akan dicabut dari jasadnya, hingga tatkala sampai di tenggorokan, ia meminta tabib yang bisa mengobatinya. Siapa yang bisa meruqyah? (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim)

Kemudian, keadaan yang dahsyat dan ngeri tersebut disusul oleh keadaan yang lebih dahsyat dan lebih ngeri berikutnya (kecuali bagi orang yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala). Kedua betisnya bertautan, lalu meninggal dunia. Kemudian dibungkus dengan kain kafan (setelah dimandikan). Mulailah manusia mempersiapkan penguburan jasadnya, sedangkan para malaikat mempersiapkan ruhnya untuk dibawa ke langit.

Setiap orang yang beriman akan merasakan kengerian dan sakitnya sakaratul maut sesuai dengan kadar keimanan mereka. Sehingga para Nabi‘alaihimussalam adalah golongan yang paling dahsyat dan pedih tatkala menghadapi sakaratul maut, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Sesungguhnya manusia yang berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian yang semisalnya. Seseorang diuji sesuai kadar agamanya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2398 (2/64), dan Ibnu Majah no. 4023, dan yang selainnya. Lihat Ash-Shahihah no. 143)

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

“Aku tidak takut (menyaksikan) dahsyatnya sakaratul maut pada seseorang setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam .” (HR. Al-Bukhari no. 4446)

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Para ulama mengatakan bahwa bila sakaratul maut ini menimpa para nabi, para rasul ‘alaihimussalam, juga para wali dan orang-orang yang bertakwa, mengapa kita lupa? Mengapa kita tidak bersegera mempersiapkan diri untuk menghadapinya? Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):

“Katakanlah: ‘Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling darinya’.” (Shad: 67-68)

Apa yang terjadi pada para nabi ‘alaihimussalam berupa pedih dan rasa sakit menghadapi kematian, serta sakaratul maut, memiliki dua faedah:

1. Agar manusia mengetahui kadar sakitnya maut, meskipun hal itu adalah perkara yang tidak nampak. Terkadang, seseorang melihat ada orang yang meninggal tanpa adanya gerakan dan jeritan. Bahkan ia melihat sangat mudah ruhnya keluar. Alhasil, ia pun menyangka bahwa sakaratul maut itu urusan yang mudah. Padahal ia tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dirasakan oleh orang yang mati. Maka, tatkala diceritakan tentang para nabi yang menghadapi sakit karena sakaratul maut -padahal mereka adalah orang-orang mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala, dan Allah subhanahu wata’ala pula yang meringankan sakitnya sakaratul maut pada sebagian hamba-Nya- hal itu akan menunjukkan bahwa dahsyatnya sakaratul maut yang dirasakan dan dialami oleh mayit itu benar-benar terjadi -selain pada orang syahid yang terbunuh di medan jihad-, karena adanya berita dari para nabi ‘alaihimussalam tentang perkara tersebut. (At-Tadzkirah, hal. 25-26)

Al-Imam Al-Qurthubirahimahullah mengisyaratkan kepada hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

“Orang yang mati syahid tidaklah mendapati sakitnya kematian kecuali seperti seseorang yang merasakan sakitnya cubitan atau sengatan.” (HR. At-Tirmidzi no. 1668)

Al-Imam Al-Qurthubirahimahullah melanjutkan:

2. Kadang-kadang terlintas di dalam benak sebagian orang, para nabi adalah orang-orang yang dicintai Allah subhanahu wata’ala. Bagaimana bisa mereka merasakan sakit dan pedihnya perkara ini? Padahal Allah subhanahu wata’ala Maha Kuasa untuk meringankan hal ini dari mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

أَمَّا إِنَّا قَدْ هَوَّنَّا عَلَيْكَ

“Adapun Kami sungguh telah meringankannya atasmu.”

Maka jawabannya adalah:

“Sesungguhnya orang yang paling dahsyat ujiannya di dunia adalah para nabi, kemudian yang seperti mereka, kemudian yang seperti mereka.” (Lihat Ash-Shahihah no. 143)

Maka Allah subhanahu wata’ala ingin menguji mereka untuk menyempurnakan keutamaan-keutamaan serta untuk meninggikan derajat mereka di sisi Allahsubhanahu wata’ala. Hal itu bukanlah kekurangan bagi mereka dan bukan pula azab. (At-Tadzkirah, hal. 25-26)

Malaikat yang Bertugas Mencabut Ruh

Allah subhanahu wata’ala dengan kekuasaan yang sempurna menciptakan malakul maut (malaikat pencabut nyawa) yang diberi tugas untuk mencabut ruh-ruh, dan dia memiliki para pembantu sebagaimana firman-Nya subhanahu wata’ala (yang artinya):

“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu’ kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan.” (As-Sajdah: 11)

Asy-Syaikh Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari hafizahullah berkata: “Malakul maut adalah satu malaikat yang Allah subhanahu wata’ala beri tugas untuk mencabut arwah para hamba-Nya. Namun tidak ada dalil yang shahih yang menunjukkan bahwa nama malaikat itu adalah Izrail. Nama ini tidak ada dalam Kitab Allah subhanahu wata’ala, juga tidak ada di dalam Hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala hanya menamainya malakul maut, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):. Allah subhanahu wata’ala hanya menamainya malakul maut, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):

“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu’.” (As-Sajdah: 11)

Ibnu Abil Izzi Al-Hanafi rahimahullah berkata: “Ayat ini tidak bertentangan dengan firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):

“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” (Al-An’am: 61-62)

Karena malakul maut yang bertugas mencabut ruh dan mengeluarkan dari jasadnya, sementara para malaikat rahmat atau para malaikat azab (yang membantunya) yang bertugas membawa ruh tersebut setelah keluar dari jasad. Semua ini terjadi dengan takdir dan perintah Allah subhanahu wata’ala, (maka penyandaran itu sesuai dengan makna dan wewenangnya).” (Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah, hal. 602)

Wallahu a’lam bish showab.

Sumber: http://asysyariah.com/print.php?id_online=807

10 Amalan yang menambah berat timbangan pahala

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Bismillah

Dear teman teman

berikut ini saya ingin berbagi ada beberapa amalan yang kadang kita melupakannya bahwa itu bisa mendapatkan ganjaran yang luar biasa tapi tanpa sadar kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari hari, semoga dengan mengetahui bahwa itu merupakan sebuah amalan yang dapat memberatkan timbangan di yaumil akhir , apa saja amalan tersebut yuk kita simak…

1. Mendoakan orang lain mendapat pahala sebanyak orang yang didoakan
Barangsiapa yang mendoakan mu’min laki-laki atau perempuan miscaya Allah akan memberi pahala kebaikan dari setiap mu’min laki-laki dan perempuan yang didoakan(HR At- Thabrani dan dianggap hasan oleh Albani).
Betapa besarnya pahala mendoakan orang lain. Bayangkan saja, setiap habis sholat kita tak lupa mendoakan orangtua, teman-teman kita maka kebaikan itu berlaku pula bagi kita. Tapi harus diingat, kita tidak boleh mendoakan hal-hal yang tidak mungkin terjadi, misal kita mendoakan teman kita supaya jadi nabi atau malaikat. Kita juga tidak boleh mendoakan orang kafir agar diampuni, itu bisa jadi dosa, tapi kalau meminta agar orang kafir itu mendapat hidayah keislaman, itu baru boleh.

2. Menjenguk orang sakit akan didoakan oleh 70.000 malaikat
Ali ra. Berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. Berkata, “Apabila seorang muslim menjenguk saudaranya, ia terus menerus berada dalam taman surga dan akan diliputi rahmat. Kalau menjenguk pagi hari, ia dishalawati (dido’akan) tujuh puluh ribu malaikat hingga sore. Dan kalu menjenguk sore hari, ia dishalawati tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi.

(HR. Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah, dan Baihaqi).
Pasti kita ingin didoakan, apalagi oleh malaikat. Begitu mendengar teman kita sakit, niatkan untuk menjenguknya selama kita tidak ada halangan.

3. Membaca satu huruf dari Al-Quran akan mendapat sepuluh kebaikan
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Al-Quran maka ia akan mendapat sepuluh kebaikan dan setiap kebaikan memilki sepuluh kelipatan pahala. Aku tidak berkata Alif Laam mim itu satu huruf tapi Alif satu huruf, Lam sati huruf, dan mim satu huruf(HR Tirmidzi)
Daripada menonton acara gosip, infotainment yang mengumbar aib orang lain. Lebih baik kita menyibukkan diri dengan kebaikan…Iqro’ ! bacalah alqur’an.

4. Sholat berjamaah (di masjid)
Dari Jabir, katanya: Keadaan disekitar masjid terasa sangat sunyi, lalu Bani Salimah punya keinginan pindah rumah ke dekat masjid. Lalu hal ini terdengar oleh Nabi SAW, dan sabdanya: “Kudengar kalian akan pindah mendekati masjid?” jawab mereka: “Benar ya Rasul, kami punya keinginan demikian“. Kemudian Nabi SAW besabda: “Hai Bani Salimah, tetaplah kamu bertempat tinggal di kampungmu, sebab langkah perjalananmu ke masjid akan dicatat dalam amalmu” (diulang dua kali). Akhirnya mereka berkata: “Oleh sebab itulah kami tiada berkeinginan pindah dari kampung kami”.

(HR Muslim)
Untuk kaum pria, selama tidak ada halangan, selagi kita sehat, selagi tidak ada kedaruratan, tunggu apa lagi? ketika mendengar adzan, langsung kita jawab dengan langkah-langkah menuju masjid!

5. Tasbih, tahmid, dan takbir sesudah sholat fardu
Barangsiapa setelah selesai sholat fardu membaca Subhanallah sebanyak 33 kali, membaca Alhamdulillah 33 kali dan Allahuakbar 33 kali kemudian disempurnakan dengan membacalaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qodiir maka niscaya akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.(HR Muslim)
Jika setelah sholat, jangan langsung beranjak, jangan ingin buru-buru pergi, tahanlah sejenak untuk berdzikir, insyaallah manfaatnya pun untuk kita sendiri.

6. Sholawat sekali dibalas 10 kali rahmat Allah
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang bersholawat untukku satu kali, maka Allah akan menutunkan 10 sholawat (rahmat) kepadanya.(HR. Muslim)
Barangsiapa yang bersholawat sebanyak sepuluh kali saat pagi dan petang, maka dia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah di hari kiamat kelak.”(HR. Thabrani)

Setelah selesai sholat atau kapanpun, luangkan waktu kita untuk berdzikir dan bersholawat. Salam Allah adalah rahmat untuk hambaNya, sholawat Allah bisa berarti juga ampunan untuk hambaNya. Jika ingin sholawat yang paling baik, baca saja Sholawat Ibrohimiyah (sholawat di tahiyatul akhir).

7. Tiap-tiap kebaikan dicatat sebagai sedekah
Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan pada setiap anggota tubuh salah seorang diantara kalian adalah sedekah. Engkau mendamaikan orang yang bertikai adalah sedekah, engkau menolong seseorang menaikkan barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang kalian tempuh untuk sholat (di masjid) adalah sedekah, menghilangkan duri di jalan adalah sedekah, dan engkau menjumpai saudaramu sesama muslim dengan wajah yang ceria adalah sedekah” (dikumpulkan dari 3 hadits)

Begitu banyak pintu-pintu sedekah.

8. Orang masbuk mendapat pahala sempurna seperti orang yang tidak masbuk
“Barangsiapa yang berwudhu dan dia membaguskan wudhunya kemudian dia pergi ke masjid ternyata ia dapatkan orang-orang telah selesai sholat, maka Allah memberikan ganjaran kepadanya seperti orang yang hadir menunaikan shoat tersebut tanpa pahalanya itu berkurang dari pahala mereka sedikitpun.”

(HR Abu Dawud, Nasai, dishahihkan oleh Albani)
Ternyata ada syaratnya, coba cermati kandungan haditsnya. Syaratnya yaitu : Harus wudhu di rumah (jika tak memungkinkan, Allah yang Mahatahu), sempurnakan wudhu, tidak ada unsur kesengajaan meninggalkan sholat jamaah.

9. Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun
Dari Abu Qatadah al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,Sesungguhnya Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan puasa pada hari Arafah, maka beliau menjawab, “Ia (puasa Arafah) menghapus (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya(HR. Muslim)

Di dalam hadits yang mulia di atas terdapat dalil dan hujjah yang sangat kuat tentang waktu puasa ‘Arafah, yaitu pada hari ‘Arafah ketika manusia wuquf di ‘Arafah. Karena puasa ‘Arafah ini terkait dengan waktu dan tempat, bukan dengan waktu saja seperti umumnya puasa-puasa yang lain.

Mari Saling mengingatkan untuk puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah!

10. Surat Al-Ikhlas sama dengan sepertiga Al-Quran
“Sesungguhnya Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Adakah diantara kalian yang mampu membaca sepertiga Al-Quran dalam satu malam?” Maka hal itu tampaknya memberatkan mereka, sehingga mereka berkata, “Siapa diantara kami yang mampu melakukannya ya rasulullah?” Maka beliau menjawab, “Qul huwallahu ahad Allahushshomad adalah sepertiga Al-Quran.”(HR Bukhari).

Bisa berapa kali kita khatam? 3x Al-Ikhlas = Khatam 1 Quran.

Revolusi Mental (Book Review)

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

BOOK REVIEW – REVOLUSI MENTAL Dr.(H.C.) Ary Ginanjar Agustian

   Setiap Orang merindukan terjadi perubahan didalam kehidupannya. Perubahan yang dimaksud tentu perbaikan keadaan saat ini sesuai dengan apa yang dimimpikan. Namun apa yang terjadi, keinginan seringkali hanya menjadi keinginan, mimpi tinggal mimpi. Perubahan tak kunjung terwujud. Apa masalahnya?

   Berdasarkan penelitian, perubahan atau transformasi seringkali mengalami kegagalan karena manusia lebih sering menggunakan kecerdasan intelektualnya (IQ) daripada kecedasan emosional (ESQ). Didalam buku Heart of change, John Kotter mengatakan “70% transformasi yang dilakukan gagal karena hanya menggunakan kepala tanpa Hati. Pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek Hati.”

Para ilmuwan meyakini untuk membawa perubahan, intelektual hanya berperan sekitar 10% – 20% sedangkan 80% – 90% ditentukan aspek emosi dan spiritual. Jika kedua potensi ini digunkan niscaya akan mendatangkan perubahan, baik secara individu maupun diterapkan di dalam lembaga/ organisasi (Revolusi Mental).

   Revolusi mental artinya mengangkat kembali nilai – nilai strategis karakter bangsa yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan dengan memegang teguh tujuh budi Utama, Dengan demikian setiap orang yang bekerja dan menjalani profesinya sudah mengerti makna dibalik pekerjaannya, sehingga mereka bekerja dengan penuh semangat dan kesungguhan, 7 budi utama tersebut adalah:

HONESTKEJUJURAN

kejujuran adalah hukum alam sama seperti mengalirnya air dari atas gunung ke lautan. Ketika seseorang mamaksakan kebohongan sama halnya dengan memaksakan air mengalir dari dataran rendah ke dataran tinggi, perlu tenaga dan upaya yang besar. Ketika tenaga itu habis maka air akan kembali berbalik mengalir ke bawah. Sulitnya ketidakjujuran tampak pada kenyataan bahwa tak ada kebohongan yang berdiri sendiri. Untuk mempertahankan satu kebohongan seseorang harus melakukan kebohongan-kebohongan lainnya. Apa sih Jujur itu? Tulus, terbuka, benar, dan dapat dipercaya, Orang yang jujur selalu mengatakan kebenaran dalam keadaan apapun.

RESPONSIBILITYTANGGUNG JAWAB

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab berati: 1) keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya. 2) Fungsi menerima pembebanan, sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain. Karena itu, tanggung jawab bukanlah hal yang ringan. Apabila melakukan pelangggaran tanggung jawab, kita bisa dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dsb. Untuk itu kita harus melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya.

COMMITED – BERKOMITMEN

Semua orang dalam masa hidupnya belajar untuk memenuhi tanggung jawab dan komitmen. Seorang anak sekolah, belajar untuk berkomitmen dalam proses belajarnya dengan mengerjakan PR dari sekolah, jika tidak mengerjakannya bisa-bisa mendapatkan hukuman atau binaan dari gurunya. Saat kita beranjak remaja, komitmen kita meningkat, contoh sebagai seorang muslim yang sudah akhil balig mempunyai komitmen kepada Allah SWT untuk melakukan ibadah solat 5 waktu dan ibadah wajib lainnya. Pembelajaran berkomitmen ini mencapai puncaknya pada usia dewasa. Seseorang yang mulai bekerja, berkomitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dipekerjaannya sebagai balasan ia akan mendapatkan gaji sebagai haknya.

Berkomitmen artinya memegang teguh janji, kualitas kerja, dan tanggung jawab yang sudah dibuat dan disepakati sebelumnya.

WORK ETHIC ETOS KERJA

Orang yang memiliki Etos Kerja yang bagus, biasanya terlihat dari sikapnya yang tidak kenal lelah dan berdisiplin tinggi. Apakah anda orang tersebut?

Etos kerja bisa ditiru dari orang yang kita teladani. Jendral sudriman dan semangatnya yang tak kenal menyerah, menginspirasi pasukan yang penuh keterbatasan untuk terus berjuang tanpa kenal takut hingga akhirnya Indonesia mencapai kemerdekaan.

Etos kerja artinya memiliki semangat kerja yang tinggi untuk mengusahakan agar mencapai target dan sasaran yang sudah ditetapkan, dengan kedisiplinan dan tanggung jawab yang tinggi. Etos keja bisa diaplikasikan dengan 5K, apa saja itu? Kerja Keras, Kerja cerdas, Kerja tuntas, Kerja berkualitas & Kerja Iklas.

OPTIMISMOPTIMIS

Orang yang optimis bisa melihat peluang dalam setiap rintangan, sedangkan orang yang pesimis selalu melihat masalah dalam setiap peluang. Pada setiap orang ada segi optimisme dan pesimisme. Orang – orang yang berhasil, biasanya mampu dalam hal mengelola kedua segi ini.  Karena itu, orang yang optimis selalu terlihat rajin bekerja, bersemangat, dan bisa menularkan semangatnya kepada orang lain. Optimisme berguna dalam memberikan kita bahan bakar yang tidak mudah habis untuk memiliki daya juang dalam menghadapi persaingan. Optimisme adalah harapan yang baik tentang masa depan yang berasal dari keyakinan diri akan kapasitas dan kompetensi yang di miliki dengan keunggulan yang bisa dikembangkan.

MUTAL COORPORATION/ TEAM WORK GOTONG ROYONG/ KERJA TIM

             Gotong royong berarti saling membantu meringankan beban satu sama lain, gotong royong ini adalah istilah asli Indonesia. Dahulu sifat gotong royong ini banyak ditemui dalam keseharian bangsa kita pada kurun waktu tahun 1970 sd 1990an, masyarakat kita terbiasa membersihkan desa secara bergotong royong. Dengan bergotong royong pekerjaan menjadi ringan, masalah diselesaikan dalam waktu singkat  dan lebih menyenangkan untuk dilakukan karena kita mengerjakannya bersama-sama.

Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dengan saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan yang didambakan bersama. Kerja Tim adalah upaya kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama atau menyelesaikan tugas dengan cara yang paling efektif dan efisien.

SOLIDARITY SOLIDARITAS/PEDULI

Solidaritas adalah perasaan kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan saling meringankan penderitaan orang lain. Solidaritas menyatukan masyarakat dalam satu semangat kebahagiaan. Solidaritas adalah menanggung penderitaan bersama-sama, memberi bantuan dengan tulus tanpa mengharapkan balasan. Saat suatu kesulitan terjadi, di tanggung secara bersama dan bukan saling menyalahkan.

Itulah 7 budi Utama yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang mulai terlupakan diera milenial ini untuk itu tidak ada salahnya kita tumbuh kembangkan lagi agar perubahan yang dicita2kan dapat terwujud.

Berikut ini adalah 3 (tiga) nilai yang penting untuk mewujudkan Revolusi Mental sesuai tantangan yang dihadapi:

  • Membangun INTEGRITAS sebagai pondasi karakter individu yang jujur, disiplin, tanggung jawab sehingga dapat dipercaya.
  • Menanamkan GOTONG ROYONG sebagai pondasi kolaborasi dan sinergi antar individu agar semua potensi yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal.
  • Membentuk perilaku KERJA KERAS dalam implementasi atau eksekusi dari setiap strategi atau program.

Ada pepatah yang mengatakan “Jika ingin merubah buah maka ubahlah akarnya, jika ingin merubah yang kelihatan ubahlah yang tidak kelihatan”. Ayo berubah kearah yang lebih baik wassalam… Tomi Sudiar – BSS Dept.

SAP MM

Sap Module MM

<p value=”<amp-fit-text layout=”fixed-height” min-font-size=”6″ max-font-size=”72″ height=”80″><strong>SAP MM</strong>SAP MM

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Apa itu SAP MM?

Material Management (MM) modul  merupakan modul yang sangat terintegrasi dengam modul lain dari SAP Sistem. MM Modul Mendukung semua tahapan pengelolaan bahan baku dari bahan-bahan perencanaan dan kontrol, pembelian, penerimaan barang, inventarisasi pengelolaan dan yang terakhir adalah pembayaran kepada penjual menggunakan faktur verifikasi modul.

Modul ini sangat terkait pada modul PP, SD dan FICO. Dapat dikatakan modul lain agar terintegrasi dengan sempurna maka modul MM ini harus dimaintance.

Yang penting dari modul ini adalah :

1.    Bagaimana membuat Purchase Requition

2.    Bagaimana membuat Purchase Order

3.    Bagaimana melakukan penerimaan barang

4.    Bagaimana melakukan verifikasi terhadap tagihan dari supplier

5.    Bagaimana mengelola inventori.

6.    Dan yang sangat beririsan dengan modul PP, yaitu bagaimana membuat perencanaan prroduksi (MPS) dan bagaimana membuat perencanaan order material (MRP)

Struktur organisasi pada SAP MM



Client

Client merupakan suatu unit di dalam SAP R/3 yang bersifat resmi dan memiliki syarat oraganisasi dalam hal data, terdiri atas master records dan kumpulan table yang independen. Dari sudut pandang bisnis, client merupakan representatif dari suatu kelompok korporasi (corporate Group).

Client merupakan tingkatan hierarki tertinggi dalam system SAP/ R3. Spesifikasi atau data yang dimasukkan pada tingkatan ini, berlaku untuk semua company code dan unit organisasi lainnya dibawah client tersebut. Client didefinisikan secara unik di dalam sistem dengan tiga digit angka.

Menurut Martin Murray (2006, p25), Client didefinisikan sebagai organisasi dan entitas yang legal di dalam sistem SAP. Master Data diamankan di dalam client tersebut tidak dapat ditampilkan atau diubah dari client lainnya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, client merupakan tingkat hierarki tertinggi dalam sistem SAP R/3 yang bersifat resmi dan memiliki syarat organisasi dalam hal data, terdiri atas master records yang independen, semua data yang dimasukkan pada tingkatan ini berlaku untuk semua company code dan unit organisasi lainnya dibawah client tersebut.

Company Code

Company code mempresentasikan suatu unit independen yang memiliki laporan keuangan sendiri, contohnya : suatu perusahaan dalam corporate Group (client). Company code didefinisikan dalam sistem dengan menggunakan 4 karakter alfanumerik yang bersifat unik dalam client.

Menurut Martin Murray (2006, p28), company code sebagai unit organisasi terkecil yang mempunyai laporan keuangan yang legal.Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, company code mempresentasikan suatu unit indpenden yang memiliki laporan keuangan yang legal.

Plant

Plant merupakan suatu unit organisasi dalam logistik yang memisahkan perusahaan dari sudut pandang produksi, procurement, dan perencanaan material. Suatu plant dapat mempresentasikan beberapa entitas dalam perusahaan, seperti: Plant didefinisikan dalam sistem dengan 4 karakter alfanumerik yang unik dalam client. (SAP-01Fundamentals, p33)

Menurut Martin Murray (2006, p30) definisi plant dapat berbagai macam plant dapat didefinisikan sebagai lokasi yang menampung valuated stock. Sedangkan production plan mendefinisikan plan sebagai organizational unit yang merupakan pusat dari perencanaan produksi. Plant juga dapat didefinisikan sebagai lokasi yang memuat jasa atau pemeliharaan fasilitas.

Storage Location

Storage location adalah unit organisasi sebagai tempat untuk membedakan material dalam suatu plant. Manajemen persediaan (Inventory Management) dan persediaan secara fisik (Physical Inventory) terjadi pada tingkat storage location didefinisikan dengan 4 karakter alfanumerik yang unikdalam plant. SCM500 (2006, P46)
Suatu client dapat memiliki beberapa company code. Suatu company code dapat memiliki beberapa plant. Sedangkan suatu plant hanya dimiliki oleh satu company code dalam SAP/R3. Plant dapat memiliki beberapa storage location, tetapi suatu storage location tertentu hanya dapat dimiliki oleh satu plant saja. SCM500 (2006, P47) .

Menurut Martin Murray (2006, p30) storage location adalah tempat dimana stok disimpan secara fisik di dalam plant. Akan selalu ada satu storage location yang dipasangkan untuk satu plant.

Bedasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa storage location merupakan unit organisasi dimana kegiatan manajemen persediaan dan persediaan fisik berlangsung, setiap storage location dipasangkan untuk satu plant.

Purchasing Organization

Purchasing Organization merupakan unit organisasi dalam logistic yang membagi perusahaan bedasarkan kebutuhan pembelian. Purchasing Organization bertugas membeli material atau jasa, melakukan negosiasi atas kondisi pembelian dengan vendor, dan bertanggung jawab atas transaksi pembelian. SCM500 (2006, P48)

Purchasing bisa dimasukkan ke dalam struktur perusahaan dengan mengalokasikan Purchasing Organization ke dalam suatu company code atau ke beberapa plants.Beberapa purchasing organization dapat di-assign ke satu company code. Suatu Purchasing Organization tertentu hanya dimiliki oleh satu company code. Purchasing Organization juga bisa tidak di-assign ke com

pany code (pembelian lintas company code). Beberapa plant dapat diassign ke suatu Purchasing Organization dan juga satu plant ke beberapa purchasing organization. Menurut Martin Murray (2006, p39), purchasing organization adalah sekelompok grup yang melakukan aktivitas pembelian yang dihubungkan dengan spesifik part dalam suatu perusahaan.
Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, purchasing organization merupakan unit organisasi logistic yang bertanggung jawab atas aktivitas pembelian material dan jasa.

Purchasing Group

Purchasing Group merupakan buyer atau sekumpulan buyer yang bertanggung jawab dalam kegiatan pembelian tertentu. Secara internal, purchasing group bertanggung jawab dalam perolehan material atau class of material. Secara eksternal, purchasing group merupakan suatu bagian perusahaan yang bertugas melakukan kesepakatan dengan vendor. Purchasing group tidak di-assign ke unit lain dalam Enterprise Structure pada SAP/R3. SCM500 (2006, P48)

Menurut Martin Murray (2006, p41), purchasing group didefinisikan sebagai orang atau sekelompok kecil orang yang bertanggung jawab dalam menentukan persetujuan atas material atau kelompok material tertentu yang dibeli oleh purchasing organization. Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa purchasing group adalah sekelompok group atau orang yang disebut dengan buyer yang bertanggung jawab dalam kegiatan pembelian material tertentu yang dibeli oleh purchasing organization.

Qiyam Ramadhan

Qiyam Ramadhan

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Definis shaum (puasa)

Shaum adalah menahan diri dari perbuatan yang membatalkan semenjak dari terbitnya matahari (fajar) sampai terbenamnya matahari (magrib)

Dibawah ini beberapa keutamana bualan ramadhan, apa saja itu?

Keutamaan Bulan Ramadhan
1. Dari Abu Hurairah ra:

“Rasulullah saw. biasanya memberi kabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang
diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintupintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga
terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa
tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.”
(H.R. Ahmad dan An Nasa’i).
2. Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah
mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, mengahapus dosadosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan
2
ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah
kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara
ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan
periwayatnya tsiqah).
3. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan
kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada aroma kasturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi
mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wajalla setiap hari menghiasai
surganya lalu berfirman (kepada surga): “hampir tiba saatnya para hambaku yang
shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu.” Pada
bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti
pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam.”
Beliau ditanya: “Wahai Rasulullah apakah malam itu lailatul Qadar? Jawab
beliau: “Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika
menyelesaikan amalnya. (HR. Ahmad)

Risalah Baiat

Risalah Baiat

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Ba’iat Secara Syar’i Dan Kebiasaan Tidaklah Diberikan Kecuali Kepada Amirul Mukminin Dan Khalifah

B A I A T

Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwa pembahasan masalah baiat merupakan pembahasan yang luas dan panjang lebar. Dibutuhkan penjelasan tentang pengertian baiat menurut istilah yang biasa dikenal, berapa macam-macamnya, apa arti sebenarnya, apa yang dimaksud dengan baiat tersebut, apa hikmah yang terkandung dengan meletakkannya di atas manhaj ini, dengan apa baiat itu wajib, atas siapa baiat diwajibkan, syarat-syarat sempurnanya baiat, serta dengan apa baiat itu rusak.[1]

Karena pembahasannya besar dan pelik sekali, maka kami akan meringkasnya pada dua permasalahan penting yang menjadikan kebingungan dan perselisihan yang dahsyat atas kaum muslimin, yaitu : “Kepada siapakah baiat itu wajib ? Apakah baiat itu boleh kepada setiap individu?”. Adapun masalah-masalah yang lain bukan di sini tempatnya untuk membahasnya.

Kami mulai pembahasan ini dengan definisi baiat secara etimologi maupun terminologi.

Baiat secara bahasa (etimologi)

Ialah berjabat tangan atas terjadinya jual beli, dan untuk berjanji setia dan taat. Baiat juga mempunyai arti : janji setia dan taat. Dan kalimat “qad tabaa ya’uu ‘ala al-amri” seperti ucapanmu (mereka saling berjanji atas sesuatu perkara). Dan mempunyai arti : “shofaquu ‘alaihi” (membuat perjanjian dengannya). Kata-kata “baaya’tahu” berasal dari kata “al-baiy’u” dan “al-baiy’atu” demikian pula kata “al-tabaaya’u”. Dalam suatu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

‘Ala tubaa yi’uunii ‘ala al-islami’ “Maukah kalian membaiatku di atas Islam”

Hadits di atas seperti suatu ungkapan dari suatu perjanjian. seakan-akan masing-masing dari keduanya menjual apa yang ada padanya dari saudaranya dengan memberikan ketulusan jiwa, ketaatan dan rahasianya kepada orang tersebut. Dan telah berulang-ulang penyebutan kata baiat di dalam hadits.[2]

Bai’at Secara Istilah (Terminologi).

“Berjanji untuk taat”. Seakan-akan orang yang berbaiat memberikan perjanjian kepada amir (pimpinan)nya untuk menerima pandangan tentang masalah dirinya dan urusan-urusan kaum muslimin, tidak akan menentang sedikitpun dan selalu mentaatinya untuk melaksanakan perintah yang dibebankan atasnya baik dalam keadaan suka atau terpaksa.

Jika membaiat seorang amir dan mengikat tali perjanjian, maka manusia meletakkan tangan-tangan mereka pada tangannya (amir) sebagai penguat perjanjian, sehingga menyerupai perbuatan penjual dan pembeli, maka dinamakanlah baiat yaitu isim masdar dari kata baa ‘a, dan jadilah baiat secara bahasa dan secara ketetapan syari’at.[3]

Dan ba’iat itu secara syar’i maupun kebiasaan tidaklah diberikan kecuali kepada amirul mukminin dan khalifah kaum muslimin. Karena orang yang meneliti dengan cermat kenyataan yang ada baiat masyarakat kepada kepala negaranya, dia akan mendapati bahwa baiat itu terjadi untuk kepala negara[4]. Dan pokok dari pembaiatan hendaknya setelah ada musyawarah dari sebagian besar kaum muslimin dan menurut pemilihan ahlul halli wal ‘aqdi. Sedang baiat selainnya tidak dianggap sah kecuali jika mengikuti baiat mereka [5]

Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan/membicarakan tentang baiat, baik yang berisi aturan untuk berbaiat maupun ancaman bagi yang meninggalkannya.[6] Berupa hadits-hadits yang sulit untuk menghitung maupun menelitinya. Tetapi yang disepakati ialah bahwa baiat yang terdapat di dalam hadits-hadits ialah baiat kolektif dan tidak diberikan kecuali kepada pemimpin muslim yang tinggal di bumi dan menegakkan khilafah (pemerintah) Islam sesuai dengan manhaj kenabian yang penuh dengan berkah [7]

Dibawah ini saya bawakan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang baiat secara ringkas.

[a]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang bejanji setia kepadamu, mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka siapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberi pahala yang besar” [Al-Fath : 10]

[b]. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)” [Al-Fath : 18]

Di dalam as-Sunnah, diantaranya.

[a] “Siapa mati dan dilehernya tidak ada baiat, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya” [Dikeluarkan oleh Muslim dari Ibnu Umar]

[b]. “Siapa berjanji setia kepada seorang imam dan menyerahkan tangan dan yang disukai hatinya, maka hendaknya dia menaati imam tersebut menurut kemampuannya. Maka jika datang orang lain untuk menentangnya, maka putuslah ikatan yang lain tersebut” [Dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Abdillah bin Amr bin Ash]

[c]. “Jika dibaiat dua orang khalifah maka perangilah yang terakhir dari keduanya” [Dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Sa’id]

Dan banyak lagi hadits-hadits yang lainnya.

Salah seorang imam yang agung, Ahmad bin Hanbal, imam Ahlu Sunnah wal-Jama’ah ditanya tentang riwayat dari hadits kedua yang tersebut di atas. Di dalamnya terdapat kata imam. Beliau menjawab :”Tahukah kamu, apakah imam itu ? Yaitu kaum muslimin berkumpul atasnya, dan semuanya mengatakan : “Inilah imam”, maka inilah makna imam”[8]

Al-Imam Al-Qurthubi berkata [9] :”Adapun menegakkan dua atau tiga imam dalam satu masa dan dalam satu negeri, maka tidak diperbolehkan menurut ijma”

Kemudian setelah hilangnya kekhalifahan, terjadilah perbedaan yang sangat tajam tentang ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut. Doktor Abdul Muta’al Muhammad Abdul Wahid mengatakan :

“Ketiadaannya imam adalah menjadi sebab munculnya kelompok-kelompok yang mengklaim bahwa dirinyalah yang berhak dibaiat dan menjadi imam. Kelompok-kelompok ini bisa diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yang mendasar, yaitu :

[1]. Kelompok Pertama

Mengatakan : “Sesungguhnya orang yang meninggalkan baiat adalah kafir”. Lalu mereka menetapkan kepemimpinan bagi dirinya. Sedang orang yang tidak membaiatnya adalah kafir menurut pandangan mereka. Ucapan ini tidak benar, sebab Ali bin Abi Thalib -salah seorang yang diberi kabar akan masuk surga- beliau tiadak membaiat Abu Bakar selama kurang lebih setengah tahun[10], dan tidak seorang sahabatpun yang mengatakan tentang kekafirannya selama beliau meninggalkan baiat.

[2]. Kelompok Kedua

Mengatakan :”Sesunguhnya baiat adalah wajib, siapa yang meniggalkannya berarti dosa”. Dari sinilah mereka menetapkan seorang amir bagi diri-diri mereka, sehingga gugurlah dosa-dosa tadi dari mereka ketika membaiatnya. Padahal yang benar adalah bahwa dosa meninggalkan baiat tidak menjadi gugur dengan cara membaiat amir tersebut. Karena baiat yang wajib dan berdosa orang yang meninggalkannya ialah baiat terhadap imam (pemimpin) muslim yang menetap di bumi dan menegakkan khhilafah Islamiyyah dengan syarat-syarat yang benar [11]

[3]. Kelompok Ketiga

Adalah mereka (kaum muslimin) yang tidak membaiat seorangpun.

Mereka mengatakan : “Sesungguhnya meninggalkan baiat adalah berdosa, tetapi baiat adalah hak seorang pemimpin muslim yang tinggal di bumi (walau) kenyataannya tidak ada di masa sekarang”. Menurut keyakinanku, kelompok ketiga inilah yang berada di atas kebenaran” [12]

Dan diantara hal yang menguatkan kebatilan baiat-baiat pengecualian yang merupakan perkara baru tentang baiat kepada Amirul Mukminin -walaupun di kala tidak ada Amirul Mukminin- terdapat dalam keterangan para ulama rahimahullah, yaitu disyariatkan dalam baiat berkumpulnya Ahlul Halli wal Aqdi, lalu mereka membentuk keimanan bagi seorang yang memenuhi syarat-syaratnya [13]

Foote Note.

[1]. Bahjah an-Nufus Syarh Mukhtashar al-Bukhari (I/28), Ibnu Abi Jamrah

[2]. Lisanul Arab al-Muhith (I/299) dan an-Nihayah (I/174)

[3]. Muqaddimah Ibnu Khaldun, hal.299

[4]. Al-Ushul Fikriyyah li al-Tsaqafah al-Islamiyah (2/73) dan Qawaid Nizham al-Hukmi (262), keduanya tulisan al-Kahlidi

[5]. Al-Khilafah … hal.13. Rasyid Ridha

[6]. Lihat Hayah as-Shahabah (I/28-239) dan Miftah Kunuz al-Sunnah, hal. 80-86, dan lain-lain

[7]. Al-Furqan baina al-Kufri wa al-Iman, hal.63, Abdul Muta’al Muhammad Abdul Wahid

[8]. Masa’il al-Imam Ahmad (2/185) riwayat Ibnu Hani’

[9]. Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (I/273). Dan lihat syarh an-Nawawi atas shahih al-Bukhari (12/231)

[10]. Dan ini tidak benar secara mutlak, lihat perinciannya dalam kitab Tahdzir Al-Abqari min Muhadharat al-Khudhari (I/198) karya Al-Syaikh Muhammad al-Arabi al-Tibyani

[11]. Walaupun dia (khilafah) berlaku zhalim. Dan ini adalah madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sebagaimana dalam kitab Syarh ‘Aqidah al-Thahawiyyah, hal.379

[12]. Al-Furqan Baina al-Kufri wa al-Iman, hal.64, Abdul Muta’al Muhammad Abdul Wahid

[13]. Maatsirul Anafah fi Ma’alim al-Khilafah (I/39) al-Qalqasynadi

Risalah Sihir

Risalah Sihir

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

RISALAH TENTANG
HUKUM SIHIR DAN PERDUKUNAN
Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله  
HUKUM BEROBAT KEPADA AHLINYA DALAM ISLAM

Dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara’, sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran. Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Ta’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui. Akan tetapi Allah Ta’ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.

ARTI ‘ARRAAF DAN KAHIN

Rasulullah صلي الله عليه وسلم   menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya:

“Bahwasanya Rasulullah صلي الله عليه وسلم   bersabda: ‘Barangsiapa mendatangi ‘arraaf’[1] (tukang ramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”

“Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلي الله عليه وسلم, beliau bersabda: ‘Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم .” (HR. Abu Daud).

Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan[2] dan dishahihkan oleh Hakim, dari Nabi صلي الله عليه وسلم dengan lafadz:

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم.”

Dari Imran bin Hushain رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم   bersabda:

“Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain), yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Al-Bazzaar dengan sanad jayyid).

1.     ‘Arraaf ialah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang bisa menunjukkan barang yang dicuri atau tempat kehilangan barang. Sedangkan Kahin ialah orang yang memberitakan hal-hal gaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung dihati.

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله: “Arraaf, Kahin, Munajjim atau ahli nujum adalah nama yang sama untuk kedua makna diatas (Al-Jami’ul Farid hal.124) (Pentj).

2.     Imam Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah; keempatnya adalah penyusun kitab Sunan. Ibnu Majjah